Minggu, 23 November 2014

Pare

Pare banyak terdapat di daerah tropis. Tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Terna setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit(sulur) berbentuk spiral, bercabang banyak, dan berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, dan yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuk bulat panjang, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 2,5-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, dan berwarna kuning. Buah bulat memanjang dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjang 8-30 cm, rasa pahit, berwarna hijau, menjadi jingga yang pecah dengan tiga katup jika masak, Biji banyak, cokelat kekuningan, bentuk pipih memanjang, keras. Ada tiga jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok, dan pare hutan. Pare gajih berdagingtebal , berwarna hijau muda atau keputihan, bentuk besar dan panjang, rasa tidak begitu pahit. Buah pare kodok bulat pendek, dan rasa pahit. Pare hutan merupakan pare yang tumbuh liar, buah kecil-kecil, dan berasa pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, pada ujung buah yang masih kecil biasanya digantungkan batu. Daun pare yang tumbuh liar dimaka daun tudung. Daun ini lebih berkhasiat jika digunakan untuk pengobatan. Daun dan buah yang masih muda dimakan sebagai lalap mentah atau dikukus dahulu, dimasak sebagai sayuran, ditumis, dibuat sambal goreng, dan gado-gado. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Kandungan Kimia : Daun mengandung Daun megandug momordicine, momordin, charatin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, Vitamin A dan C, serta minyak lemak terdiri atas asam oleat, asam lioleat, asam stearat dan L. oleostearat. 
Kandungan Kimia : Buah mengandung Buah mengandung fixed oil, insulin-like peptide, glycosides(momordi dan charantin), alkaloid(momordicine), hydroxytryptamine, vitamin(A, B dan C). Peptide yang menyerupai insulin dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah dan urine.
Kandungan Kimia : Biji mengandung Biji mengandung momordicine
Kandungan Kimia : Akar mengandung tidak terdapat kandungan kimia


Khasiat dan cara pemakaian : Daun berkhasiat untuk Cacingan . Cara pemakaianya Seduh 7 g daun segar dengan 1/2 cangkir air panas. Saring, tambahkan madu 1 sdt, minum sekaligus sebelum makan pagi.
Khasiat dan cara pemakaian : Buah berkhasiat untuk Kencing manis (diabetes mellitus) . Cara pemakaianya Blender 200g buah pare segar yang belum masak bersama air. Peras dengan sepotong kain sampai terkumpul 50 ml(seperempat gelas). Hangatkan dengan api kecil selama 15 menit. Minum setiap hari
Khasiat dan cara pemakaian : Biji berkhasiat untuk Disfungsi ereksi . Cara pemakaianya Sangrai biji pare, giling atau tumbuk sampai halus. Seduh 10 g bubuk biji pare, tambahkan sedikit air matang dan 2 sdm madu, minum 3 kali sehari
Khasiat dan cara pemakaian : Akar berkhasiat untuk Diare . Cara pemakaianya Rebus 30 g potongan akar pare yang masih segar dengan 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Saring, tambahkan gula pasir secukupnya, minum.

Catatan : Memakan buah pare bagi penderita dengan organ limpaserta lambung lemah da dingin dapat menimbulkan sakit perut,muntah dan diare. Protein(MAP30) yang diisolasi dari biji pare masak digunakan untuk pengobatan pada pasien AIDS da penderita yang terinfeksi virus herpes ibu hamil dilarang minum rebusan daun pare dan buah masak. walaupun relatif aman dengan dosis rendah, pemakaian lebih dari empat minggu tidak dianjurkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar